www.tuguwisata.com – Wisata ke Jogja ingin berwisata apa? Adakah keinginan untuk berziarah bagi yang beragama Katolik? Maka arahkan kendaraan dan menujulah ke Goa Maria Sendangsono.
Goa Maria Sendangsono adalah tempat ziarah bagi para jiwa yang gundah. Kawasan ini diselimuti oleh udara sejuk perbukitan, rancangan indah arsitektur Romo Mangun, menyusur jalan salib, dan juga berdoa di bawah kaki Bunda Maria.
Goa Maria Sendangsono Memang Masih Sangat Asri
Adanya aliran sungai yang membelah membuat kawasan menjadi sejuk nan segar. Ada sebuah pohon Sono dan angsana besar yang tumbuh begitu kokoh menaungi area ini. akar dari pohon tersebut menggenngam tanah dan menajdi sumber mata air di sendang.
Keberadaan pohon Sono adalah alasan temapt dinamakan Sendangsono. Dahulu mata air di lokasi ini dikenal dengan nama Sendang Semagung. Rupaya tepat ini menjadi peristirahatan dan juga persinggahan para Bikshu yang berjalan kaki dari Borobudur menuju ke Boro dan juga sebaliknya.
Pada tahun 1904, seorang Pastur Van Lith mendatangi tempat dan mengadakan pembabtisan bagi para warga Kalibawang. Akhirnya lokasi ini dikembangkan menjadi tempat ziarah umat Katholik dan disebut sebagai Sendangsono.
Ada Sendang di Kawasan Ini, Namun Sudah Tidak Bisa Dilihat Secara Langsung
Kini ketika kamu berkunjung ke lokasi sudah tidak bisa lagi melihat sendang atau mata air tersebut secara langsung. Pasalnya sudah ditutup dengan kotak kaca. Airnya kemudian dialirkan menggunakan kran-kran air kecil yang biasa digunakan untuk membasuh muka. Atau juga dibawa pulang setelah didoakan di depan gua Maria.
Meski tidak melihat airnya, kamu masih melihat pohon sono yang berdiri kokoh. Dibawahnya kamu bisa berdoa dan berlutut di bawah patung Bunda Maria. Tahukah kalian? Patung dengan berat 300 kg ini didatangkan khusus dari Spanyol dan diangkut bergantian dari pertigaan Bendo.
Meski tempat ini digunakan untuk peziarah umat Katolik, namun kawasan ini dibuka oleh siapapun karena yang beragama lain mungkin sekedar ingin menenangkan diri dan mencari udara segar.
Adalah sebuah jembatan kecil yang bisa kamu gunakan untuk melihat-lihat aliran sungai atau juga duduk di pendopo kayu. Bagi para pecinta arsitektur, Sendangsono ini juga menarik karena rancangannya unik. Dan kawasan unik inilah yang menjadi lokasi film “3 Hari Untuk Selamanya” dengan actor Nicholas Saputra.
Kompleks peziarahan Sendangsono ini juga sering disebut sbegaai Lourdes of Indonesia. Setiap bulan Maria, umat berbondong menuju ke tempat ziarah. Selain mengikuti misa di Kapel Utama, Kapel Bunda Maria, dan Kapel Para Rasul, mereka juga merasakan penderitaan Yesus yang melakukan jalan.
Di Sendangsono ada dua pilihan jalan salib yakni rute panjang yang diawali dari Parokki Promasan maupun rute pendek.
Di tiap pemberhentian ada doa dan saat teduh. Jalan salib akan berakhir tepat di Gua Maria Lourdes.
Di lokasi ini juga terdapat makam Barnabas Sarkromo selaku sahabat dari Pastur Van Lith yang mana juga jemaat Katholik awal di Kalibawang. Kadangkala di lokasi juga dijadikan misa arwah. Selain berziarah kamu juga bisa melakukan retreat dan juga tinggal dibangunan yang difungsikan sebagai penginapan juga aula.
Akses menuju ke lokasi dari kota Jogja bisa kea rah Godean – Sentolo – Kalibawang – Desa Banjaroya – Sendangsono. Jika dari arah Muntilan, Jalan Magelang Pasar Muntilan –Kalibawang – Sendangsono atau juga dari arah Cebongan, Sleman.
Lokasi ini memang cocok untuk bermediasi bersama sang Empu. Selamat Berziarah. Anda tertarik tour di Jogja dan sekitarnya namun tidak ingin ribet? Kami menyediakan paket wisata Jogja / paket tour Jogja murah yang asyik dan bikin liburan ngga pakai ribet. Kami juga menyediakan rental mobil Jogja / sewa mobil Jogja yang bisa Anda gunakan untuk liburan atau juga kegiatan di Jogja. Selamat berlibur. 🙂