www.tuguwisata.com – Sebuah situs bersejarah memang bisa ditilik dari hal apapun. Biasanya situs yang menjadi sejarah adalah sebuah batu atau petunjuk lain yang berkaitan dengan masa lampau seperti candi maupun batu peninggalan zaman purba. Namun adapula situs sejarah dalam bentuk makam seorang sosok yang berpengaruh apda masa lampau. Seperti halnya yang ada di Gunungkidul Yogyakarta, Situs Giring atau Situs Makam Giring.
Adalah tokoh dari sejarah pendirian Kerajaan Mataram Islam yakni Ki Ageng Giring. Ki Ageng Giring adalah seorang tokoh keturunan Brawijaya 4 yang hidup di abad 16. Dan dari penuturan oleh para seseuh, ki Ageng Giring adalah murid dari Sunan Kalijaga tetap mudarat seperguruan dengan Ki Ageng Pamanahan, seorang perintis desa Sodo.
Makam ki Ageng Giring dijadikan sebuah situs yang berada di kawasan desa Sada, kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul.
Situs Giring menjadi wisata religi yang sangat terkenal di Gunungkidul, Yogyakarta.
Situs Makam Ki Ageng Giring III adalah makam yang diyakini sebagai penerima wahyu dari Kraton Mataram. Beliau telah menikahi Nyi Talang Wirih dan memiliki dua orang anak bernama Rara Lembayung dan juga Ki Ageng Wanakusuma yang selanjutnya menjadi Ki Ageng Giring IV.
Pencarian wahyu dari Kraton Mataram konon melalui petunjuk dari Sunan Kalijaga kepada Ki Ageng Giring dan juga Ki Ageng Pemanahan. Beliau, Ki Ageng Giring disuruh untuk menanam “sepet” yang artinya adalah sabut kelapa kering. Selanjutnya sepet tersebut tumbuh menjadi pohon kelapa yang meghasilkan degan (kelapa muda). Sementara itu, Ki Ageng Pemanahan melakukan sebah tirakat di Kembang Semampir (Kembang Lampir), Kecamatan Panggang, Gunungkidul.
Dari bisikan gaib yang didapat, air degan yang dimiliki Ki Ageng Giring tersebut harus diminum sekaligus agar dapat menurunkan raja. Oleh karena itu beliau berjalan ke ladang terlebih ahulu hingga kehausan agar dapat menghabiskan degan sekaligus. Akan tetapi betapa disayangkan bahwa ki Ageng Pemanahan yang baru pulang bertapa di Kembang Lampir singgah di rumahnya dan langsung meminum degan tersebut sekaligus karena kehausan.
Adapun kekecewaan dari Ki Ageng Giring melihat kenyataan tersebut. Akhirnya beliau menyampaikan maksud kepada ki Ageng Pemanahan agar salah seorang dari keturunannya bisa menjadi raja di Mataram. Dari kesepakatannya, keturunan ki Ageng Giring akan menjadi raja tanah Jawa pada turunan ke tujuh.
Dari sejarahnya, ki Ageng Giring memiliki pernana yang besar pada pendiria Kerajaan Mataram Islam.
Ki Ageng Giring III menetap di desa Sodo, Paliyan, Gunungkidul, dan merupakan sosok yang disegani masyarakat dan sangat dihormati.
Dinamakan Ki Ageng adalah gelar kepada seseorang yang sudah purna tugas dari jabatan. Semasa masih menjabat sebutannya adalah Ki Gede. Demikian pula asal dari nama ki Ageng Giring (Ki Ageng Giring I, II, III, IV). Makam Ki Ageng Giring III telah terkelola dengan baik oleh Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Mengingat beliau merupakan pepunden Trah Mataram sebagai seorang penerima wahyu Kraton.
Anda tertarik tour di Jogja dan sekitarnya namun tidak ingin ribet? Kami menyediakan paket wisata Jogja / paket tour Jogja murah yang asyik dan bikin liburan ngga pakai ribet. Kami juga menyediakan rental mobil Jogja / sewa mobil Jogja yang bisa Anda gunakan untuk liburan atau juga kegiatan di Jogja. Selamat berlibur. 🙂